Indramayu - (KBI News) - Jika kompetisi berjenis festival band sering dilaksanakan, tapi kompetisi dan lomba penyanyi pop kini tak ada lagi. Kalaupun ada, cuma kontes penyanyi lagu daerah alias tarling dangdut yang sering dilombakan.
Penyelenggaraan "Pop Singer Contest" sebenarnya rutin diadakan oleh Bomar, sebuah EO yang peduli mencari bibit penyanyi pop di Indramayu. Namun sejak 2009 kegiatan ini mandek. Waktu itu, "Pop Singer Contest" dipandang sebagai ajang positif melahirkan penyanyi pop untuk menjembatani ke jenjang kompetisi lebih tinggi seperti Indonesia Idol, AFI dan sejenisnya. PSC terakhir kali digelar tahun 2008 dan Bomar berhasil menghadirkan sebuah kontes nyanyi yang cukup bergengsi di Indramayu. Dengan jumlah peserta sebanyak 335 pelajar tingkat SMP/SMA se-Kabupaten Indramayu bisa dikatakan antusias anak muda dalam menyanyikan lagu pop sangat besar. Bayangkan, babak audisi saja memakan waktu selama seminggu. Grand Final bertempat di Aula Patra Ayu Bumi Patra yang dihadiri Bupati Indramayu yang kala itu masih H. Irianto MS Syafiuddin. "Saya menyambut baik kegiatan yang dilaksanakan oleh Bomar atau Bocah Margasari, dan asal tahu saja, saya sendiri anak Margasari", kata pak Yance di sela sambutannya. Beliau mengucapkan selamat kepada pemenang "Pop Singer Contest" dan ber-phose bareng pemenang. Berdasarkan catatan KBI News, juara Pop Singer Contest Se-Kabupaten Indramayu tahun 2008 untuk Tingkat SMA dimenangkan oleh Mawar Sarastuti (SMAN 1 Sindang), Ozzy Rexxa NF (SMKN 2 Indramayu), Sri Hardiyanti (SMAN 1 Terisi) dan juara favorit Nopikasari (SMKN 1 Anjatan). Klik selengkapnya di bawah ini ........
Mawar , on stage di Aula BP Indramayu
Lantas kenapa PSC tidak diselenggarakan lagi ? pertanyaan ini kerap muncul menyikapi sepinya lomba nyanyi pop di Indramayu akhir-akhir ini. KBI News yang berusaha menanyakan so'al vakumnya PSC ke 'base camp' Bomar di jalan Letnan Sutejo gagal menemui si empu rumah. Sekretariat terlihat sepi bak 'umah suwung'. Padahal di tempat ini tiga tahun lalu menjadi lokasi wara-wiri anak muda yang berobsesi menjadi penyanyi. Di tempat ini pula para kontestan merasakan susahnya menjadi penyanyi beneran. "Bernyanyi diiringi oleh band memang lebih sulit daripada minus one atau karaoke.. apalagi lagunya sudah ditentukan oleh Panitia. Nggak semua orang bisa menyanyikan Bukan Rayuan Gombal milik Judika. Kalo nggak pas, salah-salah 'pitch control' bisa keluar jalur. Padahal ini kan lagu blues yang mid tempo", kata seorang peserta. Dengan nada penasaran ia berharap agar PSC diadakan lagi. "Mungkin bisa bersinergi sama KBI sebab gimanapun PSC melibatkan unsur band secara live di panggung", ujar peserta yang cuma sampai babak final ini. Mejeng bareng Pak Yance
Tidak ada komentar:
Posting Komentar